Advertisement
Si ayah berniat ingin mewariskannya sebelum dirinya benar - benar dipanggil oleh yang maha kuasa. Namun setelah ia lama berfikir diurungkanlah niatnya terebut berhubung dia hanya memiliki satu buah cincin permata sedangkan ia memiliki dua orang putera. Bila cincin permata ini diberikan kepada si sulung,ia takut bila si bungsu menjadi iri,begitupun bila diberikan kepada si bungsu maka sudah dipastikan si sulung akan sakit hatinya.
Waktu demi waktu pun telah berlalu dan sakit yang ia derita pun sudah semakin parah,lagi - lagi terbesit di pikirannya tentang cincin permata yang hendak ia wariskan,setelah lama berfikir sesaat kemudian muncul lah ide untuk menggandakan cincin tersebut kepada ahli cincin. Si ayah menyuruh membuat cincin replika semirip mungkin dengan cincin asli agar nantinya kedua putera akan mendapat masing - masing satu buah cincin. Dan benar,tidak ada satupun orang yang dapat membedakan cincin mana yang palsu dan yang asli kecuali si ayah,tukang cincin dan tentu saja allah.
Setelah cincin diwariskan dan si ayahpun telah wafat,beberapa tahun kemudian entah siapa yang memberitahukan pada kedua anak tersebut bahwa hanya satu cincin yang asli sedangkan yang lainnya adalah cincin palsu. Bertengkarlah dua bersaudara ini dengan mengaku cincin merekalah yang asli,sedangkan milik saudaranya itu palsu. Mereka tidak ada yang mau mengalah sampai - sampai mereka mendatangi pengadilan untuk memutuskan cincin siapakah yang asli.
Hakim pun geleng geleng kepala karena memang baru mendapatkan kasus yang seperti ini,kemudian si hakim yang bijaksana ini dengan tenang menanyakan kepada mereka berdua bagaimanakah ciri - ciri bahwa cincin tersebut adalah asli?. Dengan jawaban yang hampir serentak kedua pemuda tersebut mengatakan bahwa orang yang memakai cincin ini akan disegani dan dihormati banyak orang.
Kemudian si hakim pun memutuskan untuk dapat membuktikan cincin mana yang asli,kedua pemuda inipun disuruh untuk berbaur dengan masyarakat,melakukan perbuatan baik kepada masyarakat sekitar,dan saling tolong menolong terhadap sesama. siapapun diantara mereka yang mendapat sanjungan,pujian dan dihormati banyak orang maka dialah pemilik cincin asli itu.
Sidang pun ditutup.
setelah mendengar perintah pak hakim kedua pemuda ini pun berlomba - lomba dalam kebaikan,saling menolong,memberi bantuan kepada tetangga,masyarakat sekitar yang membutuhkan bantuan hingga kedua bersaudara ini pun disanjung,dipuji dan dihormati oleh warga masyarakat sekitar bahkan kabar ini pun segera menyebar ke desa - desa lain.
tahun demi tahun pun berlalu dan kedua bersaudara inipun kembali mendatangi pak hakim,kemudian mereka berdua mengatakan bahwa mereka tidak lagi bertengkar memperebutkan cincin mana yang asli,karena dengan mereka melakuan perbuatan baik kepada sesama sudah mendapatkan sanjungan serta pujian yang berlimpah serta kemuliaan dimata orang lain.
Dengan bijaksana kedua pemuda ini mengatakan kemuliaan hanya bisa didapatkan oleh perbuatan baik kita kepada sesama,dan bukan didapatkan hanya dengan memakai batu permata. Batu permata tetaplah sebuah batu yang memiliki fungsi sebagai perhiasan saja.
Pelajaran apakah yang dapat anda ambil dari sedikit cerita saya diatas?
****Meskipun dengan cincin yang sama terkadang bila dipakai oleh orang yang berbeda maka aura nya pun akan berbeda pula. Begitupun dengan cincin berbatu PALSU,jika yang memakai adalah orang berpangkat tinggi Benda palsu pun akan terlihat seperti ASLI bukan?.
Advertisement